Orang bijak mengatakan bahwa hidup itu layaknya kanvas, yang jalan ceritanya adalah sebuah imajinasi yang dapat dilukis asalkan kita mampu.


Mungkin ku rasa ada benarnya juga. Begitu beragam kisah hidup yang telah aku lalui, sama beragamnya seperti goresan cat di atas kanvas dan tersusun menjadi sebuah lukisan yang utuh. Dalam hidup ini, aku sama sekali belum menemukan apa arti sebuah pengorbanan dan arti dari hidup itu sendiri.

Hidup, ku jalani hidupku seperti biasanya, tapi ku selalu berusaha menjalaninya dengan sebaik yang ku bisa. Selalu mencoba. Setiap hari berganti hari, ku rasakan bagai sebuah pintu yang berbeda-beda. Aku tidak pernah tau apa yang akan terjadi padaku hari ini, esok ataupun lusa. Itu semua hayalah sebuah misteri dan kejutan layaknya sebuah panggung sandiwara. Di satu sisi, kita bisa tertawa terbahak-bahak. Atau di sisi lain, kita bisa menangis tersedu-sedu.

Ya, itulah hidup. Hidup yang tak pernah aku mengerti alur ceritanya. Ku tak bisa menyalahkan siapapun atas hidupku, karena itu adalah sebuah takdir yang telah tergaris sebelum ku lahir. Mungkin tak semua takdir seseorang berujung dengan happy ending, tidak pula dengan takdirku. Ku hanya bisa berdo’a, berharap dan berusaha untuk memperbaiki takdirku. Atau minimal, untuk meluruskan takdirku menuju apa yang ingin aku capai.

Tak ada salahnya kan? Ku tak ingin menyia-nyiakan hidupku yang hanya satu kali ini. Ku tak ingin putus asa, jalanku masih sangat panjang. Ku tak ingin mengecewakan orang-orang yang aku cintai. Ya, aku harus bangkit. Aku harus menjadi sosok seorang wanita tangguh yang menjalani kerasnya hidup. Sebisa mungkin aku akan melukiskan jalan hidupku seindah kahyangan.

Kahyangan yang di penuhi oleh para bidadari yang tersenyum menyambut kedatanganku. Wangi semerbak katsuri memenuhi seluruh kahyangan. Ku yakin, setiap orang dapat mewujudkan mimpinya. Ku tak akan pernah berhenti untuk bermimpi dan mencoba, karena itu semua adalah langkah awal kesuksesan. Ah, andai saja. Pelabuhanku akan berhenti ketika ku melihat lukisan kehidupanku itu telah menjadi lukisan yang utuh, seperti utuhnya hidupku …